About

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al Mujaadilah; 11)

Total Tayangan Halaman

9 Juni 2011

Mengulas Biometrika Telapak Tangan Metode Fraktal

Telapak tangan merupakan biometrika yang masih relatif baru, yang memiliki karakteristika unik berupa
garis-garis (rajah) telapak tangan dan bersifat stabil. Keunikan dan kestabilan rajah tersebut merupakan ciri handal setiap telapak tangan.

Sistem verifikasi telapak tangan merupakan proses pencocokan telapak tangan yang diuji dengan suatu telapak tangan yang diklaim. Hasilnya adalah suatu keputusan apakah telapak tangan yang diuji milik pengguna sah (genuine user) atau tidak sah (imposter user). Proses perolehan ciri rajah telapak tangan memegang peranan penting terhadap keberhasilan verifikasi. Pada tulisan ini, ciri-ciri rajah telapak tangan diperoleh dengan menggunakan metode deteksi garis dan operasi blok. Sedangkan proses pencocokan menggunakan metrika korelasi.

Sistem yang dibuat diuji menggunakan sekitar 1000 citra telapak tangan milik 200 orang, setiap orang diwakili
5 sampel telapak tangan. Dua dari 5 citra sampel tersebut digunakan sebagai citra uji, sedangkan sisanya (3) untuk citra acuan. Hasil pengujian menunjukkan sistem ini mampu memberikan unjukkerja tinggi yaitu sekitar 97% tepat, atau memiliki EER sekitar 1.42%.


Pada era informasi ini, sistem pengenalan
seseorang (personal recognition) secara otomatis
menjadi sesuatu yang sangat penting. Sistem
pengenalan merupakan permasalahan untuk
memecahkan identitas seseorang. Terdapat 2 tipe
sistem pengenalan, yaitu verifikasi dan identifikasi.
Sistem verifikasi bertujuan untuk menerima atau
menolak identitas yang diklaim oleh seseorang
(Apakah identitas saya sama dengan identitas yang
saya sebutkan?), sedangkan sistem identifikasi adalah
permasalahan memecahkan identitas seseorang
(Siapakah yang memiliki identitas ini?).
Pada dasarnya, metode-metode untuk sistem
pengenalan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
pertama, berdasarkan pada sesuatu yang dimiliki
(possessions based), seperti kunci dan kartu. Kedua,
berdasarkan pada sesuatu yang diketahui (knowledge
based), seperti identitas pengguna (userid), PIN, dan
password, dan ketiga, berdasarkan biometrika
(biometrics based). Penggunaan kunci atau kartu
memiliki beberapa kelemahan, seperti: dapat hilang
atau dicuri, dapat digunakan secara bersama-sama,
dan mudah diduplikasi. Demikian juga halnya dengan
penggunaan userid, PIN, dan password menimbulkan
beberapa permasalahan, seperti: tidak diingat
(dilupakan), dapat digunakan secara bersama-sama,
dan beberapa password mudah diperkirakan.
Biometrika menggunakan karakteristik unik dari
fisiologis atau tingkah laku manusia. Biometrika
menawarkan sistem pengenalan yang lebih dapat
dipercaya atau lebih handal. Biometrika tidak
mungkin dilupakan, tidak mudah hilang, tidak dapat
digunakan secara bersama-sama, dan sulit untuk
diduplikasi. Kelebihan-kelebihan inilah yang
menyebabkan biometrika banyak digunakan untuk
sistem pengenalan seseorang secara otomatis baik
untuk sistem identifikasi maupun verifikasi.Terdapat
6 biometrika yang umum dipakai untuk sistem
biometrika, antara lain: sidik jari, selaput pelangi,
wajah, suara, geometri tangan, dan tanda tangan [13].
Telapak tangan (palmprint) merupakan
biometrika yang relatif baru [12], dan penelitianpenelitian
terpublikasi tentang penggunaan telapak
tangan untuk sistem pengenalan secara otomatis
sangat terbatas [14]. Telapak tangan memiliki
beberapa karakteristika unik, diantaranya: ciri-ciri
geometri seperti: panjang, lebar, dan area telapak
tangan, garis-garis prinsip seperti: garis hati, garis
kepala, dan garis kehidupan, garis-garis kusut/lemah,
dan ciri-ciri minusi. Ciri geometri mudah dipalsu, ciri
minusi hanya dapat dihasilkan dari citra resolusi
tinggi [12]. Garis-garis prinsip dan kusut, yang sering
disebut dengan ciri-ciri garis (rajah) saja, memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan ciri-ciri yang
dihasilkan biometrika lainnya, antara lain: dapat
diperoleh dari citra resolusi rendah, alat yang
digunakan untuk proses akuisisi cukup murah, sulit
dipalsu, dan ciri-ciri garis telapak tangan bersifat
stabil karena sedikit mengalami perubahan dalam
kurun waktu lama [12].
Beberapa penelitian yang telah menggunakan
biometrika telapak tangan untuk sistem pengenalan,
antara lain: menggunakan alihragam Fourier [8]. Ciri
citra telapak tangan dalam ranah (domain) frekuensi
yang merupakan hasil alihragam Fourier dihitung
dengan menggunakan energi cincin (ring energy) dan
energi sektor (sector energy). [14] menggunakan
alihragam Gabor untuk memperoleh ciri citra. [2]
menggabungkan PCA dan ICA untuk memperoleh
ciri telapak tangan, [12] menggunakan block edge
energy feature (BEEF), dan [5] menggunakan metode
wavelet Haar. Pada penelitian ini, ciri telapak tangan
diperoleh dengan menggunakan metode deteksi garis
dan operasi blok.
Rincian proses menyeluruh mencakup
pengumpulan data, persiapan pengolahan, proses
ekstraksi ciri rajah telapak tangan dengan metode
deteksi garis dan operasi blok, hingga proses
pencocokan melalui uji kemiripan dengan citra
acuan. Hasil-hasil uji coba diberikan secara
kuantitatif dan kualitatif, dan diakhiri dengan
simpulan dan saran pengembangannya.
 
Hasil penelitian I Ketut Gede Darma Putra S Kom MT mengatakan, terdapat kecenderungan antara telapak tangan kanan dan kiri seseorang tidak berkorelasi, sehingga gabungan telapak tangan kanan dan kiri dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi sistim pengenalan. Selain itu, telapak tangan juga tidak dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan kekeluargaan, kekerabatan dan kesukuan.
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bali, menyampaikan hal tersebut saat ujian doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, hari Sabtu, (27/1). Promovendus mempertahankan desertasi berjudul “ Metode Fraktal Untuk Sistem Pengenalan Biometrika Telapak Tangan”, dengan promotor Prof Adhi Susanto MSc PhD dan ko-promotor Drs Agus Herjuko MSc PhD serta Dr Ir Thomas Sri Widodo DEA.

Dari penelitiannya, I Ketut Darma Putra berkesimpulan bahwa telapak tangan merupakan biometrika yang memiliki tingkat akurasi sangat tinggi untuk mengenali seseorang. Sementara, metode fractal yang dipergunakan pada penelitiannya mampu menghasilkan unjuk kerja sistem pengenalan telapak tangan yang handal, serta mampu menghemat pemakaian ruang hardisk dengan tingkat penghematan yang tinggi.
“Selain itu, biaya alat yang digunakan untuk sistim online relatif murah,” ujar Ketut Darma Putra.
Setelah mempertahankan desertasinya, pria kelahiran Mengwitani Bali, 24 April 1974 ini, dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude sekaligus meraih gelar doktor bidang ilmu teknik dari UGM.
Hasil penelitian I Ketut Gede Darma tentu memberikan manfaat, terutama aplikasi di bidang pemerintah, forensik maupun komersial, yaitu pembuatan aplikasi-aplikasi berbasis biometrika telapak tangan. Sebagai contoh, pembuatan KTP nasional, SIM, Kartu Kredit yang didalamnya memakai informasi atau kode telapak tangan, sistim absensi, akses ATM, akses data rekam medis, akses ke dalam suatu ruangan, identifikasi kejahatan dan teroris, meningkatnya keamanan karena aplikasi-aplikasi online di internet serta aplikasi-aplikasi lainnya.

“Semoga penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan dunia biometrika di negeri tercinta Indonesia, tidak hanya menggunakan teknologi biometrika pihak luar, tapi mampu menciptakan sendiri,” tandas Ketut Darma Putra berharap. (Humas UGM).

sumber:
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=605

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/dp_8_.pdf

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes